| 3 komentar ]
Selalu dengan bahagia akan saya katakan, bahwa saya bangga menjadi orang Jembrana. Sebagai warga masyarakat, saya bangga menjadi bagian dari proses besar peradaban bangsa dan kemanusiaan dalam wilayah kecil yang bernama Kabupaten Jembrana.

Begitu banyak alasan kenapa saya bisa berbangga dengan rasa bahagia. Sebagai warga masyarakat di Kabupaten Jembrana, jujur saya katakan bahwa segala sesuatu mengenai hajat hidup terasa lebih mudah untuk dipenuhi. Artinya, bahwa sebagai manusia dan sebagai warga masyarakat, sudah tentulah kita memang mesti senantiasa bekerja keras untuk memenuhi segala tuntutan hidup. Tanpa bekerja keras, mustahil hidup dan kehidupan dapat kita lalui dengan wajar.

Di sinilah kemudian sangat terasa, bagaimana segala kerja keras terasa dapat kita lakukan dengan lebih mudah di Jembrana. Karena, seperti kita sudah ketahui dan rasakan bersama, bahwa warga masyarakat tidaklah dibiarkan berusaha sendiri oleh pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Jembrana. Pemerintah daerah di Kabupaten Jembrana, tidak melepaskan begitu saja persoalan nasib kepada warga masyarakatnya. Dengan berbagai program inovatif yang digagas Bupati Jembrana Prof. Dr. Drg. I Gede Winasa selama kepemimpinannya ini, masyarakat Jembrana menjadi selalu punya optimisme yang tinggi untuk membangun dirinya, membangun keluarganya, membangun lingkungannya seiring dengan perkembangan jaman.

Masih begitu banyak warga masyarakat di daerah lain di seluruh Indonesia yang senantiasa dihantui rasa cemas akan kehidupannya esok hari. Bayangkan saja, dalam kondisi krisis multidimensional yang hingga hari ini masih saja melanda kita sebagai sebuah bangsa, warga masyarakat masih pula dituntut biaya tinggi untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. Sementara itu di Jembrana, biaya sekolah sudah hampir satu dasa warsa dibebaskan oleh pemerintah daerah.

Di daerah lain, sebagian besar warga masyarakat masih selalu cemas bahkan tidak berani berobat ke dokter bila kena penyakit. Semua itu dikarenakan biaya berobat yang sering tak terjangkau. Begitu banyak warga masyarakat di negeri kita ini merasa putus asa dengan berbagai penyakit yang dideritanya. Tetapi di Jembrana, kecemasan itu tidaklah lagi perlu ada. Setidaknya, untuk pertolongan pertama bagi warga yang sedang sakit, warga masyarakat di Jembrana telah difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan pelayanan JKJ (Jaminan Kesehatan Jembrana), berupa biaya pengobatan gratis. Dengan program ini, setidaknya warga masyarakat yang tidak memiliki asuransi kesehatan seperti misalnya Askes bagi PNS, tidaklah menjadi persoalan di Jembrana. Cukup dengan membawa Kartu JKJ, setiap warga masyarakat Jembrana yang sedang sakit akan mendapatkan pelayanan kesehatan serta pengobatan yang standar dan proporsional dari rumah sakit maupun dokter praktek suasta di seluruh wilayah kabupaten.

Dua hal di atas adalah merupakan kebutuhan paling mendasar dalam kehidupan modern saat ini. Pendidikan dan kesehatan, adalah dua hal yang mutlak harus terpenuhi agar warga masyarakat dapat mengembangkan dirinya. Dan dua hal ini pula, hanyalah sebagian kecil dari berbagai program pembangunan masyarakat yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Jembrana di bawah kepemimpinan Bupati Winasa.

Namun demikian, apakah untuk selanjutnya kita cukup hanya dengan berbangga? Tentu saja tidak! Bahwa setelah kebutuhan-kebutuhan mendasar kita dibantu oleh pemerintah daerah, tentulah kita juga mesti lebih memberdayakan diri untuk memperbaiki kualitas kehidupan kita, baik sebagai individu, sebagai satuan keluarga, sebagai masyarakat. Masyarakat Jembrana tidak boleh terbuai dan manja oleh segala kemudahan yang telah didapatkan. Justru segala kemudahan ini patut kita jadikan pemicu untuk terus dan terus berusaha, bekerja keras sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang kita miliki, agar berbagai kemudahan yang telah kita terima itu tidak menjadi mubazir pada akhirya. Segala kemudahan yang telah kita terima haruslah bisa kita jadikan modal untuk semakin meningkatkan kualitas hidup kita sebagai warga bangsa! Mari kita maju bersama!(Penulis: I Wayan Bagia Yasa, Perbekel Candikusuma)

3 komentar

Anonim mengatakan... @ 20 April 2009 pukul 14.15

Kedua Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kab.Jembrana memang sungguh lain drpd yang lain dibandingkan dengan Kabupaten2 yang lain di Bali dan mungkin yang pertama di Indonesia.Kedua kebijakan diatas tepat sasaran tuk menjawab kebutuhan masyarakat yang paling mendasar.Saya pernah mendengar isu2 bahwa Pemerintah Kab.Jembrana akan menjadikan Jembrana sebagai kawasan industri,apa betul ya?kira2 kpn mulai direalisasikan?saya berharap Pemerintah kab.Jembrana bs cepat merealisasikannya karna pasti akan berdampak besar bagi ekonomi masyarakat.thnx you....Bayu Perdana

CANDIKUSUMA mengatakan... @ 21 April 2009 pukul 16.32

@ Bayu Setiawan

Terima kasih atas apresiasi dan komentarnya.
Benar, Jembrana juga disiapkan sebagai kawasan industri, tetapi hal itu bukan berarti industri besar dan berat. Kebijakan pemerintah daerah di Jembrana adalah mengembangkan "industri limbah pariwisata". Maksudnya, Jembrana membangun dan menyiapkan industri yang sudah tidak mungkin dikembangkan lagi di kawasan Bali Timur karena akan mengganggu infrastruktur pariwisata di daerah tersebut. Industri di Jembrana lebih berpedoman ada pengembangan potensi lokal (kesejatian Jembrana sebagai kawasan penyangga pariwisata Bali, semisal pengolahan buah-buahan, sayuran, ikan, daging dan sejenisnya, karena Jembrana adalah daerah agraris. Jadi yang didorong oleh pemerintah daerah di Jembrana adalah bagaimana pertanian tidak hanya berhenti hanya pada penanaman dan panen terus dijual. Tetapi bagaimana menghidupkan pertanian tersebut dari hulu hingga ke hilir, mulai dari masa tanam dan pemeliharaan, masa panen sampai pada pengolahan, pengemasan hingga penjualan langsung kepada konsumen. DEmikian pula halnya dengan peternakan, diupayakan agar ternak di Jembrana tidak semua harus dijual hidup/mentah oleh para petani/peternak, tetapi pemerintah daerah mendorong dan memfasilitasi agar masyarakat mampu mengolah daging hingga mengemasnya, baru kemudian dijual. Di samping itu, potensi lokal berupa segala bentuk kerajinan masyarakat tidak hanya berhenti hanya sebagai pekerjaan sampingan, tetapi bisa menjadi "industri kerajinan". Hal ini sudah dimotivasi dengan penyelenggraan Pameran Industri Kerajinan Nusantara setiap tahun di Jembrana. Demikian sekedar contoh yang dapat kami sampaikan. Sekali lagi terima kasih.

arjuna mengatakan... @ 29 Agustus 2009 pukul 10.04

Uang dua puluh ribu rupiah merupakan uang yang sangat kecil untuk merujuk anak ke UGD. akan tetapi dengan berbekal keyakinan bahwa di RSU Negara tidak mengambil biaya sepeserpun untuk pasien yang membawa kartu J-ID, saya membawa anak ketiga (4 th)yang pada waktu lalu mengalami musibah. Bagaiamana kaki sebelah kirinya tertusuk paku. dan sebelumnya anak saya ini pula pernah mengalami kejadian yang sama dan biaya yang dihabiskan mencapai Rp.600 ribu.

Kaget dan heran itulah yang kami rasakan disaat kelengkapan adsministari dan pengambilan obat, tidak dipungut biaya apapun. Kecuali membayar biaya foto copy (seribu rupiah).

Terimakasih Jembrana dikau memang terbaik dari keberadaan sebuah pemerintahan. Keberpihakanmu selalu kami kenang......!!

Posting Komentar

Terima Kasih atas Komentar Anda.